Rabu, 16 Maret 2016

BUDAYA DAN PENINGGALAN ISLAM DI CILEGON DAN SEKITARNYA

PENINGGALAN ISLAM DI CILEGON DAN SEKITARNYA

ISTANA KERATON KAIBON

Istana Kaibon adalah sebuah istana tempat tinggal Ratu Aisyah, ibunda dari Sultan syaifudin Bentuknya hanyalah tinggal reruntuhan saja. Disampingnya ada sebuah pohon besar dan sebuah kanal. Menurut penduduk sekitar, dulunya ini adalah sebuah istana yang sangat megah. Namun, Pada tahun 1832, Belanda menghancurkannya saat terjadi peperangan melawan Kerajaan Banten.

ISTANA KERATON SUROSOWAN

Tidak Jauh dari Istana Keraton Kaibon, terdapat sebuah situs Istana Surosowan yang merupakan kediaman para Sultan Banten, dari Sultan Maulana Hasanudin hingga Sultan Haji yang pernah berkuasa pada tahun 1672-1687, Istana ini dibangun pada tahun 1552. Dibanding Istana Kaibon yang terlihat masih berupa bangunan, Istana Surosoan, hanya tinggal berupa sisa-sisa bangunannya saja. Sisa bangunan megah ini berupa benteng yang terbuat dari batu merah dan batu karang dengan tinggi 0,5 – 2 meter. Ditengahnya terdapat kolam persegi empat. Konon, kolam tersebut adalah bekas pemandian para putri termasuk Rara Denok. Dengan luas sekitar 4 hektare. Bangunan sejarah ini dihancurkan oleh Belanda pada masa kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa tahun 1680.
  
MASJID AGUNG BANTEN LAMA
Masjid Agung Banten terletak di Kompleks bangunan masjid di Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang.Masjid ini terletak di dekat rumah guru TIK saya saat saya masih smp,yaitu SMPIT Raudhatul Jannah Cilegon. Nama beliau adalah Pak Kamsidin, ia dilahirkan dan besar bahkan tinggal di Kecamatan Kasemen ini. Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kesultanan Demak. Ia adalah putra pertama Sunan Gunung Jati.
Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalah adalah atap bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda China. Ini adalah karya arsitektur China yang bernama Tjek Ban Tjut. Dua buah serambi yang dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.
Di serambi kiri masjid ini terdapat kompleks makam Sultan-sultan Banten dan keluarganya, yaitu Maulana Hasanuddin dengan Permaisurinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nashr Abdul Kahhar atau Sultan Haji. Sementara di serambi kanan, terdapat makam Sultan Maulana Muhammad, Sultan Zainul Abidin, Sultan Abdul Fattah, Pangeran Aria, Sultan Mukhyi, Sultan Abdul Mufakhir, Sultan Zainul Arifin, Sultan Zainul Asikin, Sultan Syarifuddin, Ratu Salamah, Ratu Latifah, dan Ratu Masmudah.

 RUMAH SULTAN MAULANA HASANDUIN

Rumah Maulana Hasanudin terletak di Jalan Umar, Lingkungan Temu Putih, Kelurahan Ciwaduk, Kecamatan Cilegon. Rumah ini terletak di dekat rumah guru fisika saya ketika smp yang orangnya gaul,dan rumah ini juga dekat dengan tempat dimana saya dan teman smp saya dulu sering bermain futsal. Bangunan tua bergaya khas Belanda itu sebelum 1974 masih digunakan sebagai tempat tinggal oleh Tuan Hanibal. Tetapi setahun berikutnya kosong tak berpenghuni smapai 1994. Kini rumah itu digunakan sebagai tempat pusat pendidikan anak sholeh Yayasan Maulana Hasanudin. Terakhir, rumah dinas Walikota Cilegon.

MAKAM SYEKH JAMALUDIN

Makam Syekh Jamaludin terletak di areal Pelabuhan Merak. Dia dikenal sebagai tokoh agama sekaligus diyakini sebagai orang yang pertama membuka pelabuhan di Merak. Karena ketokohannya dalam menyebarkan agama Islam di Merak dan sekitarnya, makam Syekh Jamaludin tidak pernah sepi dari para peziarah yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.

BENTEN SPELWIJK
Lokasi benteng spelwijk tidak jauh dari Masjid Agung Banten, benteng ini dibangun sekitar tahun 1585 (menurut informasi lainnya tahun 1682). Dahulunya Benteng Spellwijk digunakan sebagai Menara Pemantau yang berhadapan langsung ke Selat Sunda dan sekaligus berfungsi sebagai penyimpanan meriam-meriam dan alat pertahanan lainnya. Di tempat ini juga terdapat sebuah Terowongan yang katanya terhubung dengan Keraton Surosowan.

 PELABUHAN INTERNASIONAL KARANGANTU

Kesultanan Banten
Sultan Maulana Hasanuddin  membangun Pelabuhan Karangantu sebagai pusat perekonomian sekaligus untuk memperkenalkan Banten sebagai kesultanan yang terlepas dari Kerajaan Demak. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pelabuhan internasional yang menempatkan Banten sebagai salah satu kota pelabuhan terkuat di nusantara. Saat kota Banten menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Maulana Hasanuddin, kota ini banyak didatangi pedagang asing dan Nusantara.

DANAU TASIKARDI

Danau ini terletak tidak jauh dari Istana Kaibon, Konon, Danau tersebut luasnya 5 Hektar dan bagian dasarnya dilapisi oleh Batu Bata, Pada masa itu danau ini dikenal dengan nama "Situ Kardi" yang memiliki sistem ganda, selain sebagai penampung air di Sungai Cibanten yang digunakan sebagai PengairanPersawahan, danau ini juga dimanfaatkan sebagai pasokan Air bagi keluarga Keraton dan Masyarakat sekitarnya. Danau ini sekarang lebih banyak digunakan untuk sarana rekreasi seperti dengan adanya wahana permainan seperti bebek-bebekan dan permainan air lain.

PENGINDELAN EMAS

Bangunan ini dibangun untuk mengalirkan air dari danau tasikardi menuju keraton, air harus diproses dulu di bangunan ini. Air dialirkan dari Pipa-Pipa yang terbuat dari Tanah Liat berdiameter 2-40 cm. Sebelum digunakan air danau harus disaring dan diendapkan ditempat penyaringan khusus yang dikenal dengan Pengindelan Abang atau Penyaringan Merah, Pengindelan Putih atau Penyeringan Putih, dan Pengeindelan Emas atau Penyaringan Emas.

itulah beberapa peninggalan arsitektur islam di Banten, sebenarnya masih banyak peninggalan arsitektur islam di Banten seperti  Meriam ki Amuk,Masjid Pacinan Tinggi,
dan lain lainnya. Selanjutnya kita beranjak ke peninggalan seni dan budaya di daerah cilegon dan sekitarnya.

DEBUS
Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain- lain.


Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570). Pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (1651—1692) Debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat banten melawan penjajah Belanda pada masa itu. Kesenian Debus saat ini merupakan kombinasi antara seni tari dan suara.
Kesenian Debus yang sering dipertontonkan di antaranya:
  • Menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya tanpa terluka.
  • Mengiris bagian anggota tubuh dengan pisau atau golok.
  • Memakan api.
  • Menusukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tebus tanpa mengeluarkan darah.
  • Menyiram tubuh dengan air keras hingga pakaian yang dikenakan hancur lumat namun kulit tetap utuh.
  • Menggoreng telur di atas kepala.
  • Membakar tubuh dengan api.
  • Menaiki atau menduduki susunan golok tajam.
  • Bergulingan di atas serpihan kaca atau beling.
Debus dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar. Bagi sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang terbilang sangat ekstrim. Pada masa sekarang Debus sebagai seni beladiri yang banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan ataupun upacara adat.

PANJANG MULUD
Image result for panjang mulud

 Panjang mulud adalah tempat untuk membawa makanan yang biasa dipajang saat perayaan Maulid Nabi. Tradisi panjang mulud konon diwariskan sejak zaman Sultan Ageng Tirtayasa pada era Kesultanan Banten. Bentuk panjang mulud sesuai dengan kreativitas pembuatnya. Ada yang berbentuk kapal, rumah, burung dan bentuk lainnya.Tradisi ini masih terus berlangsung hingga sekarang bahkan sudah mengakar di kalangan masyarakat asli Banten. Jadi sudah pasti bila maulid nabi tiba, di tempat tinggal saya pasti akan ada pawai yang dilakukan oleh orang-orang asli Banten, namun biasanya tradisi ini hanya dilakukan oleh orang-orang asli Banten saja,khususnya di Cilegon. Biasanya orang orang seperti saya yang bukan asli dari Banten dan mayoritas masyarakat Cilegon lainnya yang juga biasanya berasal dari luar daerah tidak ikut ambil bagian. Tradisi ini bagi orang Banten asli bisa dikatakan sudah seperti kewajiban bahkan hingga ada yang rela untuk meminjam duit pada orang lain hanya demi melakukan tradisi panjang mulud ini.

TERBANG GEDE

roby08darisandi_Terbang-Gede-2
Terbang Gede  adalah salah satu kesenian tradisional Banten  yang tumbuh dan berkembang ketika para penyebar agama Islam menyebarkan ajarannya di Banten. Pada waktu itu, agama Islam masih belum begitu dikenal oleh masyarakat. Maka, para penyebar agama itu berharap bahwa dapat memperkenalkan agama Islam lewat kesenian Terbang Gede. Kemudian, kesenian ini berkembang pesat di lingkungan pesantren dan masjid-masjid, terutama di Kabupaten Serang dan Kota Serang.
Nama Terbang Gede  diberikan karena salah satu instrumen musik utamanya adalah Terbang Gede (gede). Pada awalnya, kesenian ini berfungsi sebagai sarana penyebaran agama Islam, tetapi kemudian berkembang sebagai upacara ritual seperti: ngarak penganten, ruwatan rumah, syukuran bayi, hajat bumi, dan hiburan. Namun sayangnya saya memang belum pernah menonton kesenian ini,karena memang di Cilegon sangat jarang ada pertunjukkan seni ini.





0 komentar:

Posting Komentar